Infeksi cacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis cacing kelas Nematoda Usus, khususnya pada cacing yang penularannya melalui tanah. Jenis cacing ini diantaranya cacing cambuk, cacing gelang, dan cacing tambang.
Penyakit cacingan memang tidak mengakibatkan efek yang fatal, tapi penyakit ini bisa menurunkan daya tahan dan kesehatan tubuh. Penyakit infeksi cacingan bisa menyebabkan kekurangan gizi, kekurangan darah, bahkan bisa menyebabkan gangguan pernafasan dan penglihatan.
Gejala Cacingan pada Anak dan Dewasa
Penyakit cacingan memang sering dijumpai pada anak-anak. Di sebuah penelitian di daerah kabupaten Bandung Barat, terdapat 53 anak yang positif terkena infeksi cacingan dari 114 sampel anak yang diteliti.
Tapii, jangan salah, penyakit cacingan juga bisa loh menginfeksi orang dewasa. Pada penelitian yang dilakukan di desa Sawangan, Minahasa Utara, terdapat orang dewasa yang positif mengidap cacingan sebesar 5%. Meski bukan jumlah yang besar, tapi tetap harus diwaspadai ya.
Sikap waspada terhadap penyakit infeksi cacing bisa dimulai dengan mengetahui ciri-ciri atau gejala penyakit infkesi cacingan. Apa sih ciri-ciri terkena infeksi cacingan itu?
Pada anak, gejala cacingan biasanya ditandai dengan rasa gatal di area anus. Hayoo, siapa yang pernah ngalamin? hehe. Gejala lainnya berupa penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.
Sementara pada orang dewasa, gejala cacingan ditandai dengan kelelahan, sakit perut, perut kembung, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan tanpa sebab.
Jenis Cacing yang Menginfeksi dan Gejalanya
Berdasarkan beberapa penelitian, ada bukti yang menyatakan bahwa ada beberapa jenis cacing yang menginfeksi tubuh manusia. Cacing itu adalah:
1. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoidas)
Cacing gelang dewasa memeiliki panjang 20-20 cm untuk betina dan cacing jantan 15-31 cm. Cacing gelang betina dapat bertelur sebanyak 200.000 telur sepanjang masa hidupnya, yaitu 1 tahun.Cacing gelang bisa menginfeksi mulai dari masa larva hingga dewasa. Pada stadium larva, cacing ini akan menginfeksi paru-paru dan menyebabkan sindrom Loffler yang ditandai dengan gejala batuk-batuk serta eosinofil dalam darah meningkat.
Sementara pada stadium dewasa, cacing gelang akan menginfeksi saluran cerna. Biasanya ditandai dengan gejala usus ringan seperti sakit perut. Dan pada infeksi yang berat, cacing gelang akan menyebabkan malbsorbsi atau gangguan penyerapan nutrisi pada saluran cerna, karena zat gizi pada tubuh manusia dirampas oleh cacing ini.
2. Cacing Tambang Ancylostoma duodenale
Cacing tambang memiliki beberapa spesies, diantaranya Ancylostoma duodenale, Necator americanus, Ancylostoma canimum, Ancylosotma brazilieste, dan Ancylostoma ceylanicum. Namun cacing tambang yang menginfeksi manusia adalah jenis Ancylostoma duodenale dan Necator americanus.Gejala yang terjadi jika terinfeksi cacing tambang ini adalah terjadi bintik-bintik dan gatal-gatal pada permukaan kulit. Gejala seperti ini adalah tanda bahwa cacing yang menginfeksi masih berupa stadium larva.
Sementara stadium dewasa, akan menimbulkan anemia hipokrom mikrositer dan eosinofilia. Infeksi cacing tambang dewasa juga menyebabkan gangguan gizi dan kehilangan darah.
3. Cacing Tambang Necator americanus
Cacing tambang jenis ini suka sekali menghisap darah. Oleh karenanya, cacing tambang Necator americanus bisa menyebabkan anemia. Bahkan pada kasus infeksi yang berat, cacing ini dapat menyebabkan kehilangan darah hingga 200ml per hari.Selain menimbulkan gejala umum anemia, ciri lain dari infeksi cacing tambang jenis ini adalah sakit perut yang abnormal, telapak tangan berwarna jerami, kuku sendok, bahkan bisa menyebabkan gagal jantung.
4. Cacing Kremi
Cacing kremi atau yang memiliki nama Enterobius vermicularis juga sering menginfeksi manusia tak kenal golongan tua, muda, atau status ekonomi, meski kasusnya sering ditemui pada masyarakat ekonomi ke bawah.Cacing kremi menyebabkan penyakit enterobiasis atau yang biasa kita kenal dengan istilah kremian. Cirinya yaitu rasa gatal di area anus terutama di malam hari. Rasa gatal ini timbul karena cacing betina dewasa bergerak ke daerah dekat anus untuk bertelur.
5. Cacing Trichostrongylus colubriformis
Cacin ini selain menginfeksi hewan ternak seperti sapi dan kambing, ternyata juga bisa menginfeksi manusia. Gejalanya pun hampir mirip dengan gejala infeksi lainnya yaitu sakit perut, mual, dan juga bisa menyebabkan kekurusan.
Konvermex Obat Cacing Keluarga
Ternyata, cukup banyak juga ya jenis cacing yang dapat menginfeksi tubuh manusia. Meski penyakit cacingan bukan penyakit kronis, tapi kita harus juga waspada agar terhindar dari infeksi cacingan.
Penyakit infeksi cacingan bisa dicegah dengan cara meningkatkan perilaku menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan sekitar. Jika sudah terlanjur infeksi, tak perlu khawatir, karena Konvermex hadir sebagai solusi untuk mengatasi cacingan.
Konvermex hadir dalam dua bentuk, yaitu suspensi dan tablet. Konvermex selain sebagai obat cacing untuk anak, juga tersedia sebagai obat cacing orang dewasa. Konvermex 250 untuk dewasa tersedia dalam sediaan suspensi rasa vanilla latte dan tablet. Dan Konvermex 125 untuk anak tersedia dalam bentuk suspensi rasa jeruk dan tablet.
Aturan Pakai dan Dosis
Aturan Pakai Dosis sekali minum (atau ikuti petunjuk di kemasan).- Suspensi 125 mg untuk dosis anak – anak di bawah 12 th
- Suspensi 250 mg untuk dosis dewasa
- Tablet 125 mg untuk dosis anak
- Kaplet 250 mg untuk dosis dewasa
Cara Kerja Konvermex
Konvermex mengandung bahan aktif Pyrantel Pamoate. Kovermex mengancurkan cacing di tubuh, serta mengeluarkannya dari tubuh tanpa perlu pencahar.
Konvermex ampuh untuk mengatasi gejala cacingan yang disebabkan oleh berbagai jenis cacing seperti cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing Trichostrongylus colubriformis, dan Orientalis.
Yuk kita cegah diri sendiri dan keluarga dari penyakit cacingan ini dengan menjaga kebersihan diri dan rutin minum Konvermex tiap 6 bulan sekali untuk pengobatannya.
Kadang karena udah gede, kita lalai ya. Ternyata cacingan gak cmn ke anak2
ReplyDelete