Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka
perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian
Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (QS: Al-Ankabut [29]: 20)
Ini adalah pendakian pertama saya setelah menikah, tepat di
hari ke-13 setelah pernikahan. Kalau dibilang pendakian edisi honeymoon,
sebetulnya bukan juga. Kali ini saya mendaki bersama 8 orang lainnya dari
komunitas pecinta alam Ragapala Cimahi. Mereka adalah: Kang Adul bersama
kawannya; Kang Ari, Mang Hendi bersama kedua anaknya; Iki dan Widi, dan ketua
geng Ragapala A Asep (Otoy) bersama istrinya; Teh Nuni dan anak semata
wayangnya; Caca yang masih berumur 5 tahun.
Meeting point di rumah saya, eh maksudnya rumah suami..tepatnya di Ciuyah,
Cimahi Utara. Sekitar pukul 9.30 kami ber-sepuluh berangkat menggunakan sepeda
motor. Perjalanan menggunakan motor kami akhiri di Eco Pesantren Daarut Tauhid
(DT) *betul ngga ya, namanya hehe* yang berada di daerah Komando, Cisarua, kab. Bandung Barat.
Oya, berikut ini beberapa alternatif untuk bisa sampai di
kaki gunung Burangrang (jalur Komando):
- Menggunakan motor/mobil. Arahkan kendaraan mu
menuju Cisarua, lalu ke Komando. Kemudian kita akan melewati tempat wisata Dusun
Bambu. Setelah Dusun Bambu, akan ada pertigaan, ambil ke kiri, lalu terus ikuti
jalan besar sampai kita menemukan Pesantren dan Asrama Daarut Tauhid. Disini
kita bisa menitipkan kendaraan kita dan sudah terjamin keamanannya.
- Menggunakan kendaraan umum dari Cimahi: naik
angkot yang menuju Pasar Atas, lalu turun di perempatan Citeureup. Lanjutkan
menggunakan angkot kuning jurusan Cisarua, turun di Komando.
- Menggunakan kereta: turun di stasiun
Padalarang. Dari stasiun Padalarang, naik angkot jurusan Cisarua berwarna
kuning polet biru, turun di Komando.
Sekitar pukul 10.40 kami memulai pendakian. Dari asrama DT, kami berjalan mengikuti jalan setapak, melalui rimbun
rerumputan dan gagahnya jejeran pohon pinus. Jalan yang dilalui masih landai
dan bersahabat. Kurang lebih 20menit, kami tiba di Pos I gunung Burangrang.
|
Titik mula pendakian |
|
Caca si Pendaki Cilik |
Setelah istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan
menuju Pos II. Trek dari pos I menuju Pos II menurut saya adalah salah satu
trek yang paling sulit selama pendakian menuju puncak Burangrang (tapi ga akan
sesulit melupakan sang mantan). Diawali dengan jalanan sedikit menurun, datar,
lalu menanjak. Tanjakan makin lama makin curam, sampai kami harus merayap
melewati tanjakan berbatu. Setelah melewati tanjakan batu, kita akan menjumpai
Pos II. Perjalanan memakan waktu sekitar 1jam dari Pos I.
Pukul 12.30 kami melanjutkan perjalanan. Ibarat lagu, gunung
Burangrang memiliki “rima” perjalanan tersendiri. “Rima” yang saya maksud bukan
Rima anaknya bu RT, apalagi istrinya Pak Somad (haha naon sih geje). Rima yang
dimaksud yaitu tipikal medan yang ditempuh dari masing-masing Pos nya. Jalan menuju
puncak Burangrang memiliki “rima” medan yang sama dari mulai lahan datar di setiap
pos, lalu jalanan menurun, sedikit mendatar, kemudian menanjak. Setelah medan
yang menanjak kita akan menemui pos berikutnya. Begitu seterusnya sampai
puncak.
Perjalanan dari masing-masing pos kurang lebih 30-40menit.
Total perjalanan hampir 4jam dari mulai start pendakian hingga puncak.
Selanjutnya, biarkan foto yang berbicara. Karena menurut pepatah, satu gambar menunjukkan berjuta kata.. :)
Cekidot Coy!
|
Istirahat di Pos II |
|
Santai walau bukan anak pantai.. |
|
Menuju Pos III |
|
Caca Marica heyhey |
|
Burangrang berselimut kabut, perjalanan dari Pos V menuju puncak |
|
Yep, tanjakan terakhir menuju puncak :) |
|
Yeee Puncaaak |
|
|
|
|
Sampai puncak, langsung diguyur hujan. Setelah reda..mari kita siduru..biar haneut :) |
|
Abaikan |
|
Abaikan |
|
Boy Band Ciuyah :p |
|
Lensa terbaik memang mata.. :) |
|
Bangun tidur ku terus selpiii :D |
|
Indah ya.. |
|
Doakan kami segera punya yang beginian.. :3 |
|
Ragapala Indonesia |
Sangat disayangkan, hari itu cuaca sangat mendung-kung sekali. Sunset dan sunrise yang ditunggu tak kunjung hadir. Kami pun tak bisa berlama-lama di luar tenda untuk sekedar bercengkrama dengan sesama, karena hujan terus mengguyur semalaman.
Tau ga kenapa cuaca nya mendung??
Karena.. Cerahnya ada di hati kaamuuu...
Ea.
Ahad, 21 Februari 2016 pukul 09.00 kami bergegas merapikan tenda, packing perlengkapan, dan tidak lupa sampahnya dibereskan. Tiga puluh menit kemudian, kami bergegas pulang.
Daah Burangrang.. Kalau nanti saya ke sini lagi, semoga cuaca nya cerah ya :)
Post a Comment
Post a Comment